Budidaya Lele Sistem Ras Hemat Air dan Menguntungkan

Setelah beberapa kali saya membahas mengenai teknik budidaya ikan lele sistem bioflok, maka untuk kali ini saya akan membahas mengenai budidaya lele sistem RAS. Namun sebelum berlanjut berbicara tentang teknik budidaya lele dengan system ras, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu soal apa sih sistem RAS itu?

Sistem RAS merupakan kepanjangan dari Resirculating Aquaculture System, atau secara lebih gampangnya bisa diartikan air yang disirkulasikan kembali.

Dikutip dari Ditjen Perikanan Budidaya melalui UPT Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu, Sulawesi Utara, sebernarnya teknik budidaya ikan lele dengan menggunakan sistem RAS ini awalnya sudah lama dikembangkan di negara maju seperti norwegia.

Nah mengingat secara teknik dan penerapannya yang tidak begitu sulit maka ada baiknya Anda mencoba juga menerapkan teknik yang satu ini.

Cara Kerja Sistem RAS

Secara sederhana, prinsip kerja RAS yaitu dengan memanfaatkan kembali air yang digunakan sebagai media pemeliharaan ikan secara berulang-ulang dengan mengendalikan beberapa indikator kualitas air agar air tetap dalam kondisi yang prima.

Dengan sistem ini kotoran ikan, sisa pakan dan senyawa gas beracun yang ada dikolam ikan diolah di dalam tangki pengendapan dan di filtrasi. Setelah rangkaian proses tersebut selesai, air yang sudah bersih akan dialirkan kembali ke kolam ikan. Begitu seterusnya.

Skema Kolam Sistem RAS

Skema Sistem RAS

Coba Anda perhatikan skema sistem RAS pada gambar diatas. Alur yang diterapkan pada gambar diatas air dari kolam dialirkan ke 4 kolam yang berbeda-beda yaitu filter mekanik, filter biologis, UV sterilizer dan bio tower.

Sepertinya nampak rumit bukan? hehe..

Pada penerapannya dilapangan. para pelaku budidaya ikan lele umumnya hanya menerapkan 3 dari 4 kolam seperti gambar diatas yaitu tidak menggunakan UV sterilizer. Bahkan ada juga yang hanya menerapkan satu filter yaitu filter mekanik saja.

Ok, dari 4 kolam tersebut mari kita jabarkan satu persatu.

Filter Mekanik

Fungsi dari filter mekanik adalah untuk menyaring limbah – limbah yang berasal dari kolam ikan. Limbah teresebut bisa berupa kotoran ikan dan sisa pakan ikan yang tidak termakan.

Untuk isi dari filter mekanik biasa diletakkan saringan, sikat atau bisa juga ijuk. Tujuannya tentu saja agar kotoran atau limbah ikan yang lainnya tidak ikut terbawa ke kolam berikutnya atau ke filter biologis.

Filter Biologis

Pada kolam ke dua ini Anda bisa meletakkan bioball. Fungsi dari Bioball adalah untuk mengurai amoniak menjadi nitrit dan nitrat yang bisa dikatakan lebih aman untuk ikan daripada amoniak.

Saat Anda menerapkan sistem ini, Anda bisa memperhatikan bahwa kondisi air yang masuk ke kolam kedua ini relatif lebih bersih ketimbang saat pertama kali masuk ke kolam yang pertama. Ini karena limbah atau kotoran yang berasal dari kolam pembesaran sudah tertinggal di kolam penampungan yang pertama.

UV Sterilizer

Pada fase ini, ada yang menerapkannya pada fase ke tiga seperti pada gambar diatas, dan ada juga yang menerapkannya pada fase terakhir sebelum air dikembalikan ke kolam pembesaran.

Dari namanya saja mungkin Anda sudah bisa menebak apa sih fungsi dari UV Sterilizer ini, Betul tidak? hehe..

Ya, fungsi dari UV Sterilizer ada untuk mensterilkan air. Jadi sinar UV yang keluar dari UV Sterilizer mampu membunuh kuman dan bakteri yang ada pada air. Dari data yang kami dapat, sinar UV yang dikeluarkan dari UV Sterilizer tersebut mampu membunuh kumah hingga 99%.

Sangat luar biasa bukan?

Tidak heran jika ikan yang dipelihara bisa tetap sehat mulai awal hingga akhirnya panen.

Bio Tower

Fungsi bio tower adalah sebagai bak penampung air sebelum dikembalikan lagi ke kolam pembesaran atau kolam budidaya.

Penggunaan bio tower yang diletakkan di tempat yang tinggi bertujuan untuk menambah tekanan air saat dimasukkan kembali ke dalam kolam budidaya. Sebab, tekanan air yang tinggi juga selaras dengan gelembung udara yang masuk ke air.

Jadi intinya, semakin tinggi tekanan air, semakin banyak pula gelembung udara yang dihasilkan dan kandungan oksigen terlarut dalam air juga semakin tinggi. Yang pada unjungnya ikan bisa tetap sehat karena tidak sampai kekurangan oksigen.

Pernah lihat ikan lele berdiri atau ngambang dipermukaan dan mangap-mangap?

Itulah salah satu indikasi bahwa kadungan oksigen terlarut dalam air sedikit. Sehingga ikan pergi ke permukaan untuk mencari tambahan oksigen.

Sudah faham apa itu sistem RAS, cara kerja dan skemanya?

Untuk selanjut saya akan membahas bagaimana budidaya lele sistem RAS mulai awal hingga panen.

Cara Budidaya Lele Sistem RAS

DISCALIMER :

Sebelum berlanjut ke pembahasan mengenai cara budidaya lele dengan sistem RAS, saya tekankan bahwa ini adalah pengalaman yang saya dapatkan selama budidaya lele dengan menerapkan sistem RAS. Jadi nanti jika ada beberapa fase atau tahapan yang berbeda dengan yang Anda temui. Maka mungkin pengalaman yang kami jumpai berbeda.

Dan bisa jadi metode yang Anda temui lebih baik untuk diterapkan di tempat Anda

Baca juga : 4 Metode Budidaya Ikan Lele Yang Populer Di Indonesia
Bahan dan alat
  • Kolam, Baik itu kolam pembesaran ataupun untuk filter
  • Kelengkapan filter seperti Bioball, UV Sterilizer, Nitrobacter, ijuk, pompa air beserta pipa penghubung antar kolam

Pada umumnya yang dibutuhkan untuk budidaya lele sistem RAS hanya itu saja. Namun  ada juga yang menambah aerator yang diletakkan pada kolam pembesaran. Tujuannya jelas untuk menambah kadungan oksigen terlarut dalam air.

Padat Tebar Lele Sistem Ras

Banyak sekali yang bertanya “berapa sih jumlah tebar bibit lele yang ideal untuk satu kolam?

Pernah mendengar pertanyaan serupa? Atau mungkin Anda sendiri yang bertanya seperti pertanyaan di atas? haha..

Pada dasarnya jumlah tebar bibit lele yang ideal itu ditentukan oleh besar kolam yang digunakan atau volume air yang dimasukkan ke dalam kolam pembesaran serta ukuran bibit lele yang dimasukkan ke dalam kolam.

Secara umum, ukuran bibit yang ideal untuk pembesaran adalah ukuran 7 – 9. Nah Jika Anda menggunakan kolam terpal dengan ukuran D1,5T1,2 Anda bisa tebar bibit lele dengan jumlah 200 – 400 untuk kapasitas rendah, 800 – 1200 untuk kapasitas sedang dan 1500 – 2000 untuk kapasitas tinggi. Bahkan pada kapasitas ekstrim bisa mencapi 5000 – 7000 ekor.

Yang jelas, setiap pembudidaya memiliki patokan masing – masing untuk pada tebar lele pada kolam mereka. Untuk lebih jelasnya bisa baca artikel Cara Menghitung Kapasitas Kolam Lele

Perawatan Ikan Lele

Pada bagian perawatan di sini kami membagi menjadi 3 tahap yaitu 3 minggu pertama, 3 minggu sampai hari ke 60 dan 15 hari terakhir.

Mengapa totalnya hanya sampai 75 hari?

Ya, karena normalnya jika Anda melakukan perawatan ikan lele secara rutin dan teratur, maka setelah 75 hari atau jika mundur tidak akan jauh, Anda sudah bisa memanen ikan Anda secara total.

3 Minggu Pertama

Di fase awal ini karena ikan masih kecil, jadi Anda bisa melebihkan jumlah padat tebar pada kolam Anda. Jika pada hitungan padat tebar diatas untuk kolam terpal D3T1,2 bisa di isi bibit lele sejumlah 1500 – 2000 ekor, maka untuk untuk fase awal ini Anda bisa memasukkan sampai 3000 atau bahkan 4 ribu.

Untuk perawatan simpel saja, yaitu hanya memberi pakan saja serta mengecek beberapa perangkat lainnya seperti apakah aerator berjalan dengan baik beserta kondisi filter apakah masih berfungsi dengan baik.

Untuk pakan, Anda bisa memberi pakan sebanyak 480-550 gram pelet -1 atau pf1000.

INGAT YA!! Pemberian pakan sejumlah 480-550 gram ini untuk bibit lele yang dimasukkan ke kolam pembesaran pada ukuran 7 – 9 dengan pada tebar 4000 ekor seperti yang telah dijelaskan diatas.

Jika Anda memasukkan bibit dengan ukuran dan jumlah yang berbeda, maka hitungan pakannya juga akan berbeda pula.

Pada umumnya sih tidak untuk filter tidak dicek juga tidak apa-apa. Karena semua kompone yang ada pada filter adalah kompone yang sifatnya bisa digunakan jangka panjang. Mungkin hanya ijuk saja yang ada pada filter mekanik yang perlu dibersihkan. Itupun biasanya butuh waktu hingga berbulan-bulan hingga mungkin lebih dari satu tahun hingga ijuk benar-benar kotor.

Tapi jika Anda ingin membersihkan secara rutin juga tidak apa-apa. Mungkin dengan begitu bisa berlaku pepatah Rajin Pangkal Kaya. Eh harusnya rajin pangkal pandai ya.. hehe..

3 Minggu sampai hari ke 60

Pada tahap ini Anda bisa mensortir lele Anda menjadi 3 kolam. Yaitu satu kolam untuk lele yang ukuran kecil, satu kolam untuk lele ukuran sedang dan satu kolam untuk lele ukuran besar.

Sebenarnya tidak harus sampai minggu ke 3 sih, jika memang sudah terlihat ketimpangan besar lele maka baiknya segera dilakukan penyortiran. Sebab lele itu sifatnya kanibal. Jika tidak segera disortir, maka ikan yang besar yang beberapa orang ada yang menyebutnya preman atau monster biasanya akan memangsa ikan – ikan yang kecil.

Tidak harus menjadi 3 kolam juga, karena pada beberapa kasus bisa saja menyortir ikan menjadi 2 kolam saja. Dengan catatan besar atau ukuran ikan tidak berbeda terlalu jauh.

Pertanyaan:

Mengapa di awal disarankan disortir menjadi 3?

Jawab:

Biasa ketika beli bibit lele yang ukurannya terlalu kecil sering terbawa bibit yang kerdil. Baik itu kerdil secara genetik ataupun kerdil secara fisik lele itu sendiri, atau dalam artian tidak sehat. Jadi jangan heran ketika sudah sampai 3 minggu pertama ukuran lele masih banyak yang kecil-kecil seperti pada saat pertama kali dibeli.

Jika itu sampai terjadi maka ada penanganan tersendiri untuk bibit lele yang kerdil atau kecil.

PENTING!!!

Saat ikan sudah disortir dan di kelompokkan sesuai ukurannya, pastikan volume air kolam juga sesuai jumlah ikannya. Sebab, jika terlalu padat biasanya pertumbuhan lele akan lambat, begitupun jika terlalu renggang.

60 Hari Sampai 75 Hari

Difase terakhir ini biasanya lele ukuran besar yang sudah disortir pada 3 minggu pertama sudah bisa dipanen. Dengan begini kebutuhan pakan sudah menurun dibanding sebelum 60 hari. Otomatis pengeluaran untuk pakan akan berkurang.

Jadi untuk 15 hari terakhir ini Anda bisa mengoptimalkan untuk pembesaran lele yang ukuran sedang dan kecil, atau yang ukuran sedang saja jika Anda mensortirnya menjadi 2 kelompok saja.

Jika sesuai perhitungan dan pertumbuhan lele berjalan dengan baik dan normal, maka pada usia 75 hari Anda sudah bisa memanen semua lele Anda.

Dari sudah bisa kelihatan berapa total keuntungan yang bisa Anda dapatkan. Itupun jika Anda benar-benar mencatat semua pengeluaran dan pemasukkan Anda.

Itulah cara budidaya ikan lele dengan system RAS mulai awal sampai panen yang bisa saya sampaikan. Jika ada perbedaan dengan apa yang biasa Anda lakukan atau temui mungkin karena pengalaman yang ditemui juga berbeda. Semoga bermanfaat.


Anda Butuh Kolam Terpal Dengan Kualitas OK Harga Damai? Order di Prassterpal.com sekarang juga. Informasi harga kolam terpal silakan klik tautan pada foto dibawah ini :

daftar harga kolam terpal prassterpal

Temukan juga kami di :

 tokopedia jual kolam terpal siap pakai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *