Untuk mendapatkan hasil panen ikan lele secara maksimal, anda sebaiknya menghitung terlebih dahulu volume air dalam kolam terpal atau media lainnya yang anda gunakan untuk budidaya. Bukan luas kolam terpal. Tujuan menghitung volume air dalam kolam terpal adalah untuk mengetahui berapa kapasitas kolam lele bundar yang Anda miliki.
Berikut ini rumus menghitung volume kolam terpal bundar yang bisa anda gunakan.
Rumus Menghitung Kapasitas Kolam Lele Bundar
V = π x r x r x t
Contoh :
Ukuran kolam terpal bulat milik anda memiliki diameter 5m dan tinggi 1 meter maka volume kolam terpal bundar anda adalah sebagai berikut :
V = 3,14 x 2,5 x 2,5 x 1 = 19,625 m3 (19,625 kubik)
Hitungan diatas adalah hitungan jika disini air dengan penuh. Untuk menghitung berapa padat terbar ikan lele tinggi yang anda masukkan adalah tinggi air bukan tinggi kolam terpal bundar.
Contoh :
Volume = Phi x jari-jari x jari-jari x tinggi air
Volume = 3.14 x 2,5 x 2,5 x 0,9 = 17,6625 M3 (17,6625 Kubik)
Dalam budidaya ikan lele pada kapasitas rendah, 1 kubik air di isi 50 sampai 100 ekor ikan. Untuk kapasitas normal anda bisa mengisi mulai 100 hingga 300 ekor/kubik. Untuk kapasitas tinggi atau yang biasa diaplikasikan pada budidaya lele system BIOFLOK atau Budidaya Lele Sistem NWS (Natural Water System) dan beberapa sistem lainnya anda bisa mengisi ikan lele dengan kepadatan 400 hingga 1500 ekor/kubik.
Jadi dengan volume 17,6625 kubik air anda dapat mengisi kolam terpal bundar anda dengan kepadatan 900 – 1700 ikan lele pada kapasitas rendah, 1700 – 5100 ikan lele pada kapasitas normal dan 6800 – 25500 ikan lele untuk padat tebar tinggi.
Pada Tebar Permeter Persegi
Karena menggunakan media kolam bundar umumnya peternak menggunakan rumus diatas. Namun dalam aplikasinya dilapangan ternyata ada juga yang menggunakan rumus dengan hitungan per meter persegi.
Nah untuk hitungan kolam per meter persegi hitungannya cukup mudah. Umumnya peternak ikan lele menggunakan padat tebar 100-200 ekor ikan permeter persegi untuk kolam konvensional. Dan untuk sistem yang lain ada yang menerapkan padat tebar ekstrim hingga 4000 ekor permeter persegi.
Karena menggunakan kaidah per meter persegi, jadi rumus yang digunakan juga menggunakan rumus luas lingkaran seperti berikut ini :
L = π x r x r
Pada kolam terpal dengan diameter 5 M hasilnya sebagai berikut :
L = 3,14 x 2,5 x 2,5 = 19,625 Meter persegi
Jadi pada tebar ikan lele jika Anda menggunakan kolam terpal dengan diameter 5M adalah 4000 untuk kolam konvensional dan 75.000 untuk pada tebar extreme. Sangat berbeda jauh bukan?
Dan untuk padat tebar extreme ini terus terang saya sendiri sebagai penulis belum pernah mempraktekkannya. Hanya perbah mengamati dari media online yang saya ikuti.
Untuk metode budidaya ikan lele sistem bioflok dan NWS yang sedikit disinggung diatas artikelnya sudah saya post di artikel berikut ini :
- Cara Budidaya Lele Dengan System Bioflok Dengan Kolam Terpal Bulat
- Natural Water System Lele, Sukses Meski Hanya Bisnis Sampingan
DISCLAIMER!
Contoh diatas hanyalah panduan. Pada prakteknya mungkin anda akan menemui jumlaj padat tebar yang beragam pada tiap – tiap petani atau peternak ikan lele. Tentu saja, karena setiap petani pastilah memiliki pengalaman dan kebiasaan yang berbeda – beda.
Nah apa saja sebenarnya yang menentukan padat tebar ikan lele dalam media budidaya? Simak ulasan berikut ini :
Baca juga : Jual Kolam Terpal Bundar
Kandungan Oksigen Dalam Kolam Lele
Tidak berbeda dengan manusia, ikan pun memerlukan cukup oksigen untuk dapat hidup dengan baik. Ukuran benih ikan yang kecil tentunya tidak membutuhkan banyak oksigen di air kolam. Namun, ketika ikan semakin tumbuh besar dan dengan jumlah yang sama, tentunya kebutuhan oksigen untuk ikan juga semakin banyak.
Bagaimana cara mensiasati agar kebutuhan okosigen dalam air kolam tetap terpenuhi?
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam air kolam umumnya para petani mensiasatinya menambahkan aerator dan mengganti air kolam sebanyak 27-30% secara berkala. Jika ikan belum masanya panen namun ikan tidak tumbuh lagi, itu biasanya pertanda ikan perlu dipindahkan ke kolam lain atau disortir. Namun bisa juga karena masalah yang lain. Mungkin karena memang ikan tersebut termasuk kategori ikan kerdil.
Faktor Lingkungan
Cuaca atau kondisi disekitar kolam terpal terkadang juga mempengaruhi jumlah padat tebar ikan lele. Beberapa petani terkadang mengurangi padat tebar ikan lele ketika cuaca tidak mendukung seperti musim kemarau atau musin hujan ekstrim.
Pengurangan padat tebar ketika musim – musim ekstrim bertujuan untuk mencegah gagal panen. Meski sebenarnya beberapa masalah budidaya ikan ketika musim hujan itu juga bisa ditangani dengan cara yang lain.
Metode Budidaya
Dalam prakteknya, metode budidaya ikan lele juga dapat mempengaruhi kapasitas kolam lele bundar. Missal, budidaya ikan lele menggunakan system bioflok biasa memiliki padat tebar yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode budidaya ikan lele yang konvensional. Hal ini disebabkan karena budidaya dengan system bioflok memiliki lebih banyak pakan alami yang berasal dari kumpulan plankton dan mikro organisme dalam flok.
System RAS atau system yang mengandalkan sirkulasi air yang lebih banyak juga memungkinkan untuk padat tebar yang tinggi. Dilansir dari efishery.com padat tebar ikan lele dengan menggunakan system RAS bisa mencapai 200 ekor/m2 bahkan lebih dengan ketinggian air 0,75 m.
Pada sistem RAS, sirkulasi air sangat erat kaitannya dengan ketersediaan oksigen dalam kolam. Dengan sirkulasi air yang baik, oksigen yang terlarut dalam air akan bertambah. Sehingga pada tebar ikan lele dapat ditingkatkan. Itulah prinsip yang diterapkan dalam budidaya lele sistem RAS.
Pertumbuhan Ikan Dalam Kolam
Semakin padat jumlah ikan dalam kolam tentunya dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Semakin banyak jumlah ikan dalam kolam, maka kompetisi untuk mendapatkan makanan juga semakin tinggi pula. Maka dari itu jumlah pakan harus disesuaikan dengan padat tebar ikan lele dalam kolam. Termasuk jadwal pemberian pakan.
Jika jumlah pakan ikan tidak disesuaikan, maka yang terjadi ikan bisa saja tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Alhasil, tingkat ADG (average daily growth)-nya rendah atau pertumbuhan ikan menjadi terhambat.
Dan apa yang terjadi ketika pertumbuhan terhambat?
Ketika pakan kurang, maka resiko yang paling sering terjadi adalah kanibalisme. Atau ikan lele memakan sesama ikan yang berukuran lebih kecil darinya. Dan yang paling parah bisa disebut dengan gagal panen.
Bahaya Padat Tebar Yang Terlalu Tinggi
Padat tebar yang terlalu tinggi pada kolam bisa beresiko ikan mudah terkena penyakit. Sebab, semakin banyak ikan maka kotoran yang dihasilkan juga semakin banyak. Dampaknya ikan bisa terserang penyakit dari senyawa amoniak berbahaya dari kotaran ikan.
Belum lagi dengan berdesak – desakan, kulit ikan bisa terluka dan muncul infeksi yang rentan terhadap penyakit. Hal ini tentu akan berpengaruh pada SR (survival rate) atau sintasan. Hasil panen ikan lele akan berkurang maksimal meski padat tebar benih yang tinggi diawal namun nilai SR-nya rendah.
Bagaimana Agar SR atau Pertumbuhan Lele tetap baik?
Agar nilai SR tetap baik, sebagian petani menggunakan strain atau bibit yang tahan penyakit. Pada kondisi media yang rentan terhadap penyakit. Seperti misalnya menggunakan komoditas lele masamo, lele sangkuriang, lele Burma atau jenis lele yang lainnya yang di kenal tahan banting.
Cara lainnya bisa dengan menjaga kandungan oksigen terkait agar tetap cukup dengan menjaga sirkulasi air. Memberikan beberapa asupan untuk menjaga air agar tetap layak untuk ikan. Dan beberapa cara yang lain.
Anda Butuh Kolam Terpal Dengan Kualitas OK Harga Damai? Order di Prassterpal.com sekarang juga. Informasi harga kolam terpal silakan klik tautan pada foto dibawah ini :
Temukan juga kami di :
Tinggalkan Balasan